Upaya Lockdown Harus Sedini Mungkin Dilakukan
Italia Gagal Cegah Dini Corona, Apakah Indonesia Juga Berakhir Sama?

Seorang Petugas Medis Membawa Pasien Suspect Corona ke Rumah Sakit di Kota Roma Italia
JAKARTA AKTUALDETIK.COM
Ketika infeksi virus Corona di Italia telah mencapai lebih dari 400 kasus dan kematian hanya masih mencapai ratusan jiwa, pemimpin dari pemerintahan partai demokrat yang berkuasa saat itu, memposting sebuah foto tentang dirinya melangsungkan an Aperitivo (tradisi bersulang minum), meyakinkan masyarakat Italia untuk melanjutkan kebiasaan tersebut seperti sediakala.
Sejak 27 Februari lalu, sebelum 10 hari kemudian, ketika saat jumlah korban telah mencapai 5.883 kasus dan 233 orang telah meninggal, pemimpin partai demokrat sang politisi negara Italia, Nicola Zingaretti, mengunggah video baru, ia memberi tahu seluruh masyarakat melalui video tersebut bahwa dirinya juga positif terkena virus Corona.
Italia sekarang sudah memiliki lebih dari 53.000 kasus penduduk terinfeksi, dan lebih dari 4.800 nyawa meninggal, dan terus mengalami peningkatan, dengan lebih dari setengah kasus dan kematian tersebut terjadi dalam tempo seminggu terakhir ini.
Militer Italia Menjaga Batas Jalan Menuju Desa Vo'Euganeo Yang Diisolasi/ Sumber : La Presse (Associated Press)
Pada hari Sabtu lalu, para pejabat yang berwenang melaporkan 793 kematian tambahan, ini merupakan kenaikan satu hari terbesar sejauh ini, Italia telah melampaui China sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi, menjadi pusat pandemik (penyakit yang menyebar luas antar benua) yang terus berubah.
Pemerintah telah mengirim pasukan untuk memberlakukan lockdown (pengucilan) di Wilayah Lombardy Utara dari pusat wabah, tempat para mayat-mayat korban keganasan Corona bertumpuk di dalam gereja-gereja setempat.
Pada Jumat malam kemarin, pihak berwenang telah memperketat lockdown secara nasional diseluruh negara Italia, seperti menutup taman-taman, melarang setiap kegiatan diluar ruangan, termasuk berjalan kaki atau sekedar jogging jauh dari rumah tempat tinggal.
Pada Sabtu malamnya, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte mengumumkan langkah kebijakan lain dalam menanggapi apa yang disebutnya sebagai krisis paling sulit dinegara itu sejak Perang Dunia II.
"Pemerintah hadir berupaya menuntaskan wabah ini, semua pabrik-pabrik dan barang produksinya yang tidak terlalu penting kita korbankan untuk menahan virus Corona ini dan melindungi nyawa segenap masyarakat kita." Tegasnya meyakinkan seluruh masyarakat Italia.
Tapi tragedi di Italia sekarang ini merupakan peringatan bagi negara-negara tetangga di benua Eropa dan juga untuk Amerika Serikat, di mana virus menyebar dan datang dengan kecepatan yang sama.
Pengalaman untuk Italia dalam meredam penyebaran virus tersebut adalah dengan langkah-langkah mengisolasi daerah yang terkena dampak dan membatasi pergerakan masyarakat luas yang perlu dilakukan sedini mungkin, dengan dijelaskan kepada masyarakat kemudian program tersebut ditegakkan dengan mutlak.
Meskipun sekarang beberapa langkah tersebut berat untuk dilaksanakan negara lain, para pihak berwenang Italia juga sulit melakukan langkah-langkah tersebut disaat awal masa penularan, dimana ketika hal mengenai kebebasan dasar warga sipil dan ekonominya harus dijaga.
Upaya sedikit demi sedikit pemerintah Italia untuk memutus akses dan mengisolasi beberapa kota-kota terlebih dahulu, kemudian mencakup wilayah, dan melangsungkan lockdown untuk seluruh negara itu, namun akhirnya upaya tersebut sudah tertinggal selangkah dbelakang dari laju penyebaran mematikan dari virus Corona.
Sekretaris Kementerian Kesehatan Italia, Sandra Zampa mengatakan bahwa segala informasi yang dimiliki pemerintah mengenai virus Corona telah diberikan kepada masyarakat luas.
"Kita kadang menutup itu secara bertahap, seperti yang biasa dilakukan juga oleh negara Eropa lainnya, Prancis, Spanyol, Jerman, bahkan Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama, setiap hari anda menutup sedikit dari infonya, anda juga telah menyerahkan kehidupan normal anda kepada virus ini, karena virus ini tidak mungkin bisa bertahan didalam kehidupan normal." Tukasnya.
Bahkan beberapa pejabat berwenang di Italia sudah pernah menyerahkan tragedi ini kedalam hal-hal yang berbau magis, keengganan untuk membuat keputusan yang mungkin lebih menyakitkan bagi masyarakat pada awalnya, sementara virus Corona tersebut telah melahap habis rasa kepuasan akibat keengganan tersebut.
Pemerintah-pemerintah diluar negara Italia juga sekarang dalam keadaan darurat bahaya, karena mengikuti jalan yang sama yang telah dilalui oleh Italia, mengulangi kesalahan yang sudah diketahui dari Italia dan mengundang bencana kesehatan yang juga telah diketahui.
Tidak seperti negara Italia yang belum memetakan wilayahnya untuk dilakukan proses lockdown karena politik demokrasi liberalnya, pemerintah-pemerintah lain memiliki lebih sedikit ruang untuk beralasan.
Pejabat-pejabat di Italia, didalam tugasnya membela setiap tanggapan yang masuk, menekankan bahwa krisis yang dialami sekarang ini belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern kini.
Mereka menegaskan bahwa pemerintah telah merespons dengan cepat dan kompeten, segera bertindak atas saran dari para pakar, ahli dan ilmuwan dan bergerak cepat melakukan langkah-langkah drastis, seperti menghancurkan perekonomian sendiri dibandingkan dari negara-negara tetangga lainnya di Eropa.
Tetapi menelusuri catatan dari tindakan-tindakan pemerintah Italia, malah akan menunjukkan peluang-peluang yang telah terlewatkan dan langkah-langkah kritis yang sudah salah.
Pada hari-hari kritis awal wabah virus Corona menyebar, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte dan pejabat tinggi lainnya bermain-main dengan ancaman nyata, menciptakan kebingungan dan rasa aman yang palsu kepada masyarakat luas, yang kemudian memungkinkan virus tersebut menyebar tanpa diketahui.
Pejabat tersebut malah menyalahkan tingginya jumlah kasus infeksi di Italia akibat pada keagresifan melakukan pengujian pengetesan virus Corona terhadap masyarakat tanpa tanda gejala-gejala teeinfeksi Corona dibagian Utara Italia, yang dimana mereka beradu argumen untuk menciptakan kepanikan massal dan menodai citra negara Italia dimata dunia sendiri.
Bahkan begitu pemerintah Italia mempertimbangkan upaya lockdown secara nasional untuk mengalahkan virus Corona, hal itu telah gagal dikomunikasikan dengan cukup intens untuk membujuk seluruh warga sipil di Italia agar mematuhi aturan tersebut, yang tampaknya berujung penuh dengan beragam celah hambatan.
Anggota Dewan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Walter Ricciardi yang juga sebagai penasihat utama bagi Kementerian Kesehatan Italia berpendapat, bahwa tidak mudah dalam didalam politik demokrasi liberal yang dimana pemerintah Italia bertindak berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang tersedia pada saat itu.
"Pemerintah Italia harus bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih cepat, dan menganggap ancaman ini lebih serius, dari pada tetangga-tetangga di Eropa atau Amerika Serikat sendiri".Tanggapnya. (Rls-Inter --NY Times)
Komentar Via Facebook :