Istilah Geng Solo di Polri
Kisruh Pencopotan Kapolda, Apakah Manuver Para Jenderal Untuk "Grogoti" Geng Solo?

Panasnya Suhu Bursa Calon Kapolri Pengganti Idham Azis
JAKARTA AKTUALDETIK.COM - Dampak pencopotan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Nana Sudjana beberapa waktu lalu, meninggalkan kesan politis di kalangan para Perwira Tinggi Polri, pasalnya, pencopotan itu dikaitkan tidak terlepas dari persaingan bursa Kapolri yang kini dipegang oleh geng Solo, Kamis 19/11/2020.
Persaingan para calon Kapolri makin sengit. Beberapa nama disebut-sebut merupakan kandidat kuat menggantikan Kapolri Idham Azis.
Belakangan sudah tidak asing lagi nama-nama jenderal Polisi berbintang dua dan tiga, yang kerap disebut bakal meramaikan bursa Kapolri jelang masa pensiun Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis pada Januari mendatag.
Dari sekian nama yang muncul, nama Irjen Pol. Nana Sudjana kerap dikaitkan bakal masuk dalam bursa Kapolri, Nana salah satu nama Jenderal Polisi yang masuk Geng Solo, selama ini dianggap sebagai salah satu kandidat paling kuat menduduki kursi Kapolri.
Hal itu juga dikuatkan oleh analisa Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai pencopotan terhadap Nana tidak terlepas dari persaingan menuju kursi orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
"Pencopotan kapolda Metro bagian dari manuver persaingan dalam bursa calon Kapolri,” kata Neta, Selasa (17/11).
Dia tidak memungkiri anggapan bahwa Nana merupakan salah satu kandidat kuat dari Geng Solo.
Geng Solo sendiri merujuk kepada para perwira yang pernah bertugas di Solo.
Beberapa perwira yang pernah berdinas di kota kelahiran Presiden Joko Widodo itu mempunyai karier bagus.
Selain Nana, ada pula Brigjen (Pol) Ahmad Lutfi dan Komjen Listyo Sigit Prabowo.
“Dengan pencopotan kemarin, peluangnya menjadi tipis" ujar Neta.
Menurut Neta, kubu pesaing telah bermanuver dengan memanfaatkan kecerobohan Nana dalam menangani massa pada hajatan Habib Rizieq.
"Kecerobohan itu dimanfaatkan sebagai manuver dalam persaingan bursa calon Kapolri," sambung Neta.
Neta menambahkan, selama ini Polri bersikap mendua dalam menjaga protokol kesehatan.
Misalnya, polisi membubarkan kerumunan massa, termasuk pesta perkawinan, di daerah lain.
Akan tetapi, sambung Neta, Polri membiarkan acara yang digelar para tokoh.
Dia mencontohkan Munas PP PBSI yang dihadiri Ketua Wantimpres Wiranto di Tangerang, Banten, pada 5-6 November 2020.
"Acaranya tetap berlangsung tanpa dibubarkan polisi," kata Neta. (mcr3/boy/jpnn)
Editor : Andrew
Sumber : genPi
Bagi masyarakat yang memiliki informasi atau kejadian/peristiwa ditengah masyarakat, atau ingin berbagi foto dan video, silakan chat ke 0812 6830 5177
Atau EMAIL redaksi : aktualdetik19@gmail.com
Mohon dilampirkan data pribadi
Komentar Via Facebook :