Pers Harus Bongkar Segala Kejahatan
DPP-PPDI Serukan Wartawan Bertugas Profesional, Bongkar Kejahatan, Hindari Suap
Foto: Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat, Perkumpulan Pers Daerah Seluruh Indonesia (DPP-PPDI), FERI SIBARANI, SH, MH
AKTUALDETIK.COM - Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Pers Daerah Seluruh Indonesia (DPP-PPDI) menyerukan himbauan kepada seluruh insan Pers di Indonesia, agar kembali kepada semangat seorang jurnalis sejati, yakni bertugas profesional sesuai dengan mandat pasal 6 UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers, dan berfungsi sebagai pendorong supremasi hukum, dengan membongkar segala bentuk kejahatan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Kamis, 08/08/2024.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum, DPP-PPDI, Feri Sibarani, SH, MH, kemarin, di Pekanbaru saat melakukan pertemuan dengan sejumlah insan Pers, dalam membahas perihal penahanan seorang wartawan oleh Polresta Pekanbaru, karena dilaporkan melakuan pemerasan terkait berita tentang keberadaan pergudangan BBM ilegal di Kota Pekanbaru diduga milik oknum TNI.
, "Kejadian ini harus kita jadikan sebagai pelajaran penting bagi kita semua para wartawan. Hati-hatilah, bertugas lah secara profesional, bongkarlah segala bentuk kejahatan yang Anda ketahui di tengah-tengah masyarakat tanpa mengharap imbalan atau suap demi mendapatkan uang. Mulai sekarang, jangan mau lagi disuap oleh mereka yang sudah kita ketahui sebagai pelaku kejahatan, " Ujar Feri Sibarani, untuk memberikan semangat bagi para kuli tinta.
Dari perbincangan tersebut, Feri Sibarani kerap menyampaikan bahwa menjadi seorang wartawan itu harus berangkat dari suara hati nurani, panggilan hati, ketika menyaksikan segala bentuk kebobrokan dalam berbangsa dan bernegara.
Menyaksikan ketidakadilan yang terus merajalela, Praktik-praktik kejahatan, seperti korupsi, nepotisme, dunia mafia di semua bidang, seperti Narkoba, Perjudian, Prostitusi, Penyeludupan, dan berbagai kegiatan Ilegal lainya harus menjadi pendorong hati seseorang untuk menjadi seorang wartawan.
, "Jika bukan itu yang menjadi dasar semangat kita untuk menekuni profesi ini, maka jangan pernah menjadi seorang wartawan. Karena itu akan menjadi boomerang bagi kita. Kita akan seperti se ekor burung, yang terus dikuntit untuk di tangkap oleh mereka yang merasa terganggu oleh karena pekerjaan kita sebagai wartawan. Kuncinya adalah, bertugas lah sebagai wartawan profesional, bongkar segala kejahatan tanpa memikirkan ibalan dalam bentuk suap, atau barter berita dengan uang, agar kita tidak terjebak dalam perangkap mereka, " Kata Feri.
Menurutnya, sepanjang seorang wartawan bekerja profesional dan menghindari praktik-praktik suap, apalagi sistem setoran bulanan, maka tidak ada yang perlu ditakutkan. Jika seorang wartawan didorong oleh panggilan hati, maka ia akan terus menulis tentang apa yang dia ketahui di sekelilingnya. Ia tidak pernah ragu akan kecukupan kebutuhannya. Karena menurut Feri, banyak peluang dan cara lain untuk memperoleh rezeki bagi wartawan yang bertugas dengan profesional.
, "Tulis lah apa saja yang kalian ketahui dengan profesional. Sesuai dengan kaidah-kaidah dalam ilmu jurnalistik dan ketentuan dalam Undang-undang Pers. Jangan pernah takut untuk menulis apa saja, segala kejahatan dan penyimpangan para aparat dan pejabat Pemerintah silahkan ditulis, pasti praktik-praktik kejahatan apapun itu akan dengan sendirinya berhenti. Nanti rezekinya sudah diatur oleh Tuhan yang maha kuasa. Masih banyak cara dan peluang lainnya untuk mendapatkan uang" Lanjutnya.
Feri Sibarani juga mengatakan, dirinya kerap merasa malu saat mendengar laporan, bahwa ada oknum-oknum wartawan menerima setoran setiap bulan dari tempat-tempat tertentu, baik itu dari dunia pendidikan, dari pejabat pemerintah, dan kegiatan-kegiatan ilegal yang ada di wilayahnya.
Selain itu, ia juga menyoroti massif nya berita-berita rilis dari pemerintah dan pihak-pihak tertentu, yang oleh oknum-oknum wartawan langsung memuat rilis tersebut menjadi berita. Padahal, isi berita yang berasal dari rilis belum tentu sesuai dengan kenyataan. Dari pengalaman pihaknya sebagai jurnalis, berita rilis sangat rentan dengan berita pencitraan saja.
, "Intinya, jika hanya ingin mencari uang yang menjadi tujuan seorang wartawan, maka dipastikan ia akan " melacurkan " profesi kewartawanan nya untuk demi uang. Ia tak perduli soal kebenaran, soal keadilan, soal kepentingan masyarakat luas. Tetapi ia hanya akan berfikir bagaimana mencari uang untuk sebanyak-banyaknya dengan menggunakan kekuatan posisi seorang wartawan itu, " Sebut Feri Sibarani.
Bahkan Feri Sibarani juga menyinggung segala bentuk kerusakan moral para pejabat Negara saat ini. Diberbagai bidang-bidang, Kementerian dan Lembaga di Negara Indonesia sat ini sedang terjadi degradasi moralitas. Kejahatan tidak lagi hanya dilakuan oleh orang-orang kecil yang tidak berpendidikan, melainkan saat ini sedang terjadi fenomena yang menggemparkan, yakni, kejahatan ternyata justru banyak dilakukan oleh para petinggi Negara, sekelas Menteri, Jenderal, dan oknum-oknum aparat penegak hukum.
, "Negara kita saat ini sesungguhnya tidaklah sedang baik-baik saja. Bukan hanya dunia Pers, tetapi hampir semua kementerian dan lembaga Negara saat ini sedang terjadi fenomena kerusakan moralitas. Dan tentu saja, jika Pers dapat bertugas secara profesional dan sesuai dengan mandat dari Undang-Undang, pastinya fenomena saat ini tidak sedemikian rusak, " Pungkasnya.
Hal itu dikatakannya, sebab Pers merupakan satu-satunya pilar penting di Negara Indonesia dengan memiliki posisi dan kekuatan yang luar biasa.
, "Pers adalah suatu institusi yang bebas dan mandiri dalam melakukan tugasnya, untuk mewujudkan amanat konstitusi, dengan landasan hukum dan jaminan hukum yang pasti. Pers berwenang untuk melakukan pengawasan, mendorong supremasi hukum, mewujudkan keadilan, menjaga demokrasi, menegakkan kedaulatan rakyat dan berhak mengetahui, memperoleh dan meyimpan serta menyebarluaskan informasi yang penting untuk diketahui seluruh lapisan masyarakat, " Tutupnya.
Sumber: DPP-PPDI
Penulis: IS



Komentar Via Facebook :